Ikan mas atau Ikan karper
(Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan
sudah tersebar luas di Indonesia. Berikut ini adalah klasifikasi dari ikan mas
:
Kingdom :
Animalia
Phyllum: Chordata
Subphyllum :
Vertebrata
Superclass :
Pisces
Class :
Osteichthyes
Subclass :
Actinopterygii
Ordo :
Cypriniformes
Subordo:
Cyprinoidea
Family :
Cyprinidae
Subfamily :
Cyprininae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus
carpio Linn.
Di Indonesia, ikan mas memiliki
beberapa nama sebutan yakni kancra,
tikeu, tombro, raja, rayo, ameh atau nama lain sesuai dengan daerah penyebarannya.
A.
Karakteristik Ikan Mas
Ikan
mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai karakteristik umum sebagai
berikut :
1. Ikan mas merupakan hewan omnivore
2.
Kulit memiliki kelenjar mucous
3.
Cor / jantung memiliki dua ruang (atrium dan ventrikel)
4.
Respirasi mengandalkan insang
5.
Memiliki 10 pasang syaraf cranial
6.
Temperatur tubuh tergantung lingkungan (poikilotermis)
7.
Bersifat ovipar ( bertelur)
8.
Fertilisasi external
9. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi
sisik kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik. Sisik ikan
mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran).
10. Sirip punggungnya (dorsal) memanjang dengan bagian
belakang berjarikeras dan di bagian akhir (sirip ketiga dan keempat) bergerigi.
Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sisip perut (ventral).
Sirip duburnya (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yaitu berjari
keras dan bagian akhirnya bergerigi. Garis rusuknya (linea lateralis atau gurat
sisi) tergolong lengkap, berada di pertengahan tubuh dengan bentuk melintang
dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.
B.
Morfologi Dan Anatomi Ikan Mas
1.
Morfologi
Tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak.
Mulut terletak diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (proktaktil),
bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Secara umum, hampir seluruh
tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Hanya sebagian kecil saja tubuhnya yang
tidak tertutup oleh sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan
digolongkan dalam sisik tipe sikloid. Selain itu, tubuh ikan mas juga
dilengkapi dengan sirip.
Tubuh ikan mas digolongkan (3) tiga bagian yaitu
kepala, badan, dan ekor. Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata,
sepasang cekung hidung yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah
insang, sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari
luar. Jaringan tulang atau tulang rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip
ikan ada yang berpasangan dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan
anggota gerak yang bebas.
Pada bagian truncus (badan) terdapat ; sisik (squama)
dengan tipe-tipe ctenoid, cycloid, ganoid dan sebagainya. Terdapat sirip (pinnae), yang terdiri dari pinnae tunggal
dan pinnae sepasang. Terdapat pula linea lateralis
atau gurat sisi, yang membujur di sepanjang kedua sisi tubuh sampai ekor.
2.
Anatomi
a)
Sistem Digestorium, sistem ini
terdiri atas dua bagian yaitu tractus digestivus (saluran pencernaan )
dan glandula digestoria.
Ø Tractus digestivus terdiri atas bagian dan organ-organ sebagai berikut:
1)
Cavum oris (rongga mulut), didalamnya terdapat :Lingua (lidah), kecil
sekali . Dentes (gigi-gigi), terdapat pada tulang – os sub pharingiale,
yaitu tulang yang terbentuk dari arcus branchialis (lengkung
insang) yang terakhir.Jika mengunyah gigi ini akan beradu
dengan langit-langit (schlundknopf / schlundknochen / tulang
penelan).
2)
Oesophagus (batang tenggorok),berbentuk seperti kerucut.
3)
Ventrikulus (
Lambung )
4)
Intestinum (usus), berbelit-belit, belum ada pembagian yang jelas.
5)
Anus (dubur).
Ø Glandula digestoria (kelenjar-kelenjar pencernaan makanan), yaitu :
1)
Hepar (hati), warna kemerahan.
2)
Pancreas
3)
Vesica fellea (kandung empedu), di bawah (ventral) dari oesophagus.
b)
Tractus Respiratorius (Alat-Alat Pernafasan), Pisces
bernafas dengan ingsang (branchia).Branchiae
mempunyai bagian-bagian: Arcus branchialis, terdiri dari tulang rawan, mempunyai gigi-gigi insang, dan Hemibranchii
(daun insang), keseluruhannya disebut holobranchii.
c)
Sistem
sirkulasi, Alat-alat peredaran darah terdiri dari
:
1)
Cor (jantung),terdapat disebelah posterior dari insang,
dibatasi dari ruang perut (cavum abdominalis) oleh septum transversum(sekat
rongga badan), Cor terbungkus oleh selaput pericardium. Cor terdiri dari :
Ø sinus venosus, berdinding
tipis
Ø atrium, merah coklat
Ø ventrikel, merah coklat.
Ø Bulbus arteriosus, warna putih.
Ø Arteria (pembuluh nadi
)
Ø Vena (pembuluh
balik)
Ø Lien, warna merah
coklat, memanjang di daerah intestinum.
Ø Arteria dan vena
Darah kotor
dari seluruh tubuh berkumpul melalui ductus cuvieri, kemudian
menuju sinus venosus – atrium – ventrikel – bulbus arteriosus dan
aorta ventralis. Aorta ventralis bercabang-cabang sesuai dengan banyaknya insang, dan
menuju insang, yaitu arteria branchialis afferent. Arteria ini
bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh-pembuluh yang lebih kecil (kapiler)
pada hemibranchii (daun insang) untuk pengambilan oksigen. Kemudian
berkumpul lagi menjadi arteria branchialis efferent. Yang menuju kepala bersatu
membentuk aorta carotis, dan ke tubuh bagian belakang aorta dorsalis. Aorta
dorsalis bercabang-cabang menuju organ-organ tubuh. Darah yang kembali ke
jantung mengalir kembali melalui : Vena cardialis posterior, dari tubuh
bagian belakang, Vena cardialis anterior, dari tubuh bagian depan, dan Vena
hepatica dari hepar (hati). Ketiganya bersatu membentuk vena cuvieri
dan masuk ke dalam cor
d)
Traktus Urogenitalis (Alat Ekskresi
Dan Reproduksi), bagian ini terdiri dari :
1) Organo uropoetis atau alat-alat ekskresi, yang terdiri dari Mesonephros atau ren
(ginjal), terletak dorsal dari ruang perut, sepasang kiri – kanan. Ureter, adalah
saluran urin dari mesonephros, menuju vesica urinaria. Vesica urinaria (kantung kencing) dan Sinus urogenitalis.
2) Organogenitalis atau alat-alat
reproduksi yang terdiri dari : Gonad sepasang kiri- kanan tubuh, warna kuning putih. Pada yang jantan menghasilkan sperma, dan pada yang
betina menghasilkan telur.
e)
Encephalon (Otak) terbagi atas; telencephalon,
diencephlaon, mesencephlaon, metencephalon, dan myelencephalon (kemudian tumbuh menjadi medulla
oblongata). Dari encephalon keluar 10
pasang nervi cranialis yaitu ; n. olfactorius, n. opticus, n. oculomotorius, n.
trochlearis, n. trigeminus, n. abduscens, n. facialis, n. vestibularis, n. glossopharyngeus,
dan n. vagus.
C.
Perkembangbiakan Ikan Mas
Di daerah subtropics,
ikan mas mencapai tingkat kedewasaan (matang kelamin/matang gonad/matang telur)
pada umur 2-5 tahun dan panjang tubuhnya berkisar antara 25-40 cm. Ikan mas
jantan mencapai matang kelamin pada umur 2-3 tahun atau panjang tubuhnya
berkisar antara 25-30 cm. Sedangkan ikan mas
betina mencapai matang kelamin pada umur 4-5 tahun atau panjang tubuhnya
mencapai 30-40 cm. Di wilayah beriklim tropis, ikan mas mencapai tingkat
kedewasaan pada usia muda, yaitu sekitar umur 1-2 tahun.
Proses
kematangan kelamin ikan mas berlangsung relative lama dan pelan-pelan. Perkembangan
gametnya sangat dipengaruhi oleh temperature lingkungan. Tetapi, perkembangan
telur dan sperma induk ikan mas yang hidup di daerah tropis relative lebih
cepat dibandingkan dengan di kawasan subtropis. Pembentukan kuning telur di
daerah subtropics hamper berhenti selama musim dingin. Demikian pula, larva dan
benih ikan mas yang menetas pada lingkungan dingin (temperature rendah)
cenderung memiliki ukuran lebih kecil.
Telur
ikan yang terbuahi memiliki sifat menempel dan menggantung pada permukaan
substrat. Telur yang tidak melekat dan menempel pada substrat akan tenggelam
dan tidak lama kemudian membusuk atau mati.
Telur ikan mas
berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot
0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau
bobot induk. Embrio
akan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3 hari kemudian,
telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva
ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai
cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam
waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran
larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
Larva berubah menjadi kebul
(larva stadium akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas
memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami
kebul terutama berasal dari zooplankton,
seperti rotifera,
moina,
dan daphnia.
Kebutuhan pakan alami untuk kebul dalam satu hari sekitar 60-70% dari bobotnya.
Setelah 2-3 minggu,
kebul tumbuh menjadi burayak yang berukuran 1-3 cm dan bobotnya 0,1-0,5 gram.
Antara 2-3 minggu kemudian burayak tumbuh menjadi putihan (benih yang siap
untuk didederkan) yang berukuran 3-5 cm dan bobotnya 0,5-2,5 gram. Putihan
tersebut akan tumbuh terus. Setelah tiga bulan berubah menjadi gelondongan yang
bobot per ekornya sekitar 100 gram.
Gelondongan akan tumbuh
terus menjadi induk. Setelah enam bulan, bobot induk ikan jantan bisa mencapai
500 gram. Sementara itu, induk betinanya bisa mencapai bobot 1,5 kg setelah
berumur 15 bulan. Induk-induk ikan mas tersebut mempunyai kebiasaan
mengaduk-aduk dasar perairan atau dasar kolam untuk mencari makanan.
D.
Jenis-Jenis Ikan Mas
Jenis ikan mas secara umum dapat dibagi
menjadi dua, yaitu ikan mas konsumsi dan ikan mas hias. Ikan mas konsumsi
merupakan jenis ikan mas yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. Sementara itu,
ikan mas hias adalah ikan mas yang dijadikan hiasan guna memenuhi kepuasan
batin orang yang memelihara. Biasanya, ikan mas hias ditempatkan di akuarium
atau kolam-kolam taman.
Berikut ini adalah jenis-jenis ikan mas:
1. Ikan Mas Konsumsi
Ø Ikan
Mas Punten
Ikan mas ini dikembangkan pertama kali
di Desa Punten, Malang, Jawa Timur pada 1933. Tubuh ikan ini terbilang pendek,
tetapi memiliki bagian punggung yang tinggi dan lebar. Oleh sebab itu, bentuk
ikan mas ini terkesan bulat pendek. Sisik ikan mas punten ini berwarna hijau
gelap dan matanya agak menonjol. Gerakan ikan mas punten ini terbilang lambat
dan bersifat jinak.
Ø Ikan
Mas Sinyonya atau Putri Yogya
Tidak diketahui pasti
asal-usul nama ikan jenis ini. Beberapa orang menyebutkan, ikan mas ini mudah
sekali bertelur sehingga disebut sinyonya. Bentuk tubuhnya memanjang (long
bodied form) dan punggungnya lebih rendah dibandingkan dengan ikan mas
punten. Perbandingan antara panjang dan tinggi badannya sekitar 3,66:1.
Sisiknya berwarna
kuning muda seperti warna kulit jeruk sitrus. Mata ikan yang masih muda agak menonjol,
kemudian berubah menjadi sipit ketika ikan sudah mulai tua. Sifat ikan mas
sinyonya lebih jinak dibandingkan dengan ikan ras punten. Ikan mas sinyonya
memiliki kebiasaan berkumpul di permukaan air.
Fekunditas atau jumlah telur ikan mas sinyonya 85.000—125.000
dan diameternya 0,3—1,5 mm. Induk ikan mas sinyonya jantan akan matang kelamin
pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18 bulan. Ikan mas
ini tahan terhadap parasit Myxosporea. Kisaran toleransi pH-nya 5,5—8,5.
Ø Ikan
Mas Taiwan
Ikan mas Taiwan ini mempunyai bentuk
tubuh yang memanjang dan bentuk punggung yang menyerupai busur agak membulat.
Sisik ikan mas Taiwan ini berwarna hijau kekuningan hingga kemerahan. Ikan mas
jenis ini sangat responsive terhadap makanan sehingga jika diberi pakan akan
saling berebut. Menurut cerita ikan mas ini bersal dari Taiwan dan dikembangkan
di Indonesia.
Ø Ikan
Mas Merah
Ikan mas ini mempunyai cirri bersisik
merah keemasan. Gerakan ikan mas ini aktif dan tidak jinak. Ikan mas merah ini
sering mengaduk-aduk dasar kolam. Tubuh ikan mas jenis ini lebih panjag jika
dibandingkan dengan ikan mas sinyonya. Bentuk punggungnya pun lebih rendah dan
tidak lancip, sedangkan bentuk matanya agak menonjol.
Ø Ikan
Mas Majalaya
Sesuai dengan namanya,
ikan mas ini berkembang pertama kali di daerah Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ukuran
badannya relatif pendek dan punggungnya lebih membungkuk dan lancip
dibandingkan dengan ras ikan mas lainnya. Perbandingan antara panjang dan tinggi
tubuhnya adalah 3,2:1.
Bentuk tubuhnya semakin
lancip ke arah punggung dan bentuk moncongnya pipih. Sifat ikan mas ini relatif
jinak dan biasa berenang di permukaan air. Sisiknya berwarna hijau keabuan dan
bagian tepinya berwarna lebih gelap, kecuali di bagian bawah insang dan di
bagian bawah sirip ekor berwarna kekuningan. Semakin ke arah punggung, warna
sisik ikan ini semakin gelap.
Ikan mas majalaya
memiliki keunggulan, di antaranya laju pertumbuhannya relatif cepat, tahan
terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila,
rasanya lezat dan gurih, dan tersebar luas di Indonesia. Fekunditas atau jumlah
telur yang dihasilkan ikan mas majalaya tergolong tinggi, yakni 84.000—110.000
butir per kilogram induk.
Ø Ikan
Mas Yamato
Ikan mas jenis ini kurang popular di
kalanga peternak ikan mas di Indonesia. Bentuk tubuh ikan ini memanjang dan
sisiknya berwarna hijau. Jenis ikan mas ini sering ditemukan dan dibudidayakan
di wilayah Asia Timur, seperti Cina dan Jepang.
Ø Ikan
Mas Lokal
Bentuk badan memanjang dengan bentuk
mata tidak sipit. Secara umum bentuk badannya merupakan hasil kombinasi dari
beberapa jenis ikan yang sudah ada. Ikan mas jenis ini kemungkinan muncul
akibat adaya perkawinan silang yang tidak terkontrol pada jenis ikan mas lain.
Ikan mas local paling banyak ditemuan di lapangan walaupun sebetulnya belum
bisa digolongkan sebagai salah satu strain
atau jenis ikan mas.
2. Ikan Mas Hias
Jenis-jenis
ikan mas yang digolongkan kedalam ikan mas hias adalah :
Ø Ras
Kumpay
Cirri yang menonjol dari ras ini adalah
semua siripnya berukuran panjang dan berumbai, sehingga terlihat indah saat
berenang. Warna sisinya sangat bervariasi, mulai dari warna putih, kuning,
merah, hingga hijau gelap. Bentuk tubuhnya memanjag seperti ras sinyonya.
Pertumbuhannya relative lambat. Kadang-kadang ras ini juga dimanfaatkan sebagai
ikan konsumsi.
Ø Ras
Kancra Domas
Bentuk tubuh ikan ini memanjang.
Gerakannya mirip ikan mas Taiwan, yakni selalu aktif dan kurang jinak. Sisiknya
berukuran kecil dan susunannya tidak beraturan. Warna sisiknya bervariasi, ada
yang biru, cokelat, atau hijau. Sisik di daerah punggungnya berwarna gelap dan
semakin kearah perut warnanya semakin terang keperakan atau keemasan.
Ø Ras
kaca
Ciri khas ikan ini
adalah sebagian tubuhnya tidak tertutup sisik. Bagian yang tidak tertutup sisik
sepintas tampak bening, mirip kaca. Di sepanjang gurat sisi (linea lateralis) dan di sekitar pangkal siripnya terdapat sisik
berwarna putih mengilap. Sisik tersebut berukuran besar dan tidak seragam.
Ø Ras Fancy
Bentuk tubuh ras ini
memanjang. Warna sisiknya bervariasi, ada putih, kuning, merah, hingga
totol-totol berwarna hiytam. Karena warna tubuhnya yang bervariasi, ras ini
juga sering disebut dengan koi local.
Ø Ras Koi
Ras koi atau yang lebih
populer disebut koi (saja) ini berasal
dari Jepang. Mulai dikenal di
Indonesia sekitar tahun 1980. Bentuk badannya bulat memanjang. Warna sisiknya
beragam, ada putih, kuning, merah menyala, hitam, atau kombinasi dari
warna-warna tersebut.
Hobiis ikan mas umumnya
menyukai ikan koi jenis bastar karena warna dan pola totolnya yang indah dan
menarik. Ikan koi disukai hobiis karena gerakannya lambat dan cukup jinak.
Ikan koi memiliki
beragam nama yang disesuaikan dengan pola dan warna tubuhnya, misalnya platinum nishikigoi, shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku nishikigoi, dan taishusanshoku nishikigoi.
E.
Budidaya Ikan Mas
Budidaya Ikan Mas memiliki prospek ekonomi yang cukup
menjanjikan karena ikan mas memiliki cita rasa yang cukup tinggi, sehingga
banyak disukai oleh konsumen. Daging ikan mas yang putih dan lunak memungkinkan
untuk dicerna oleh semua umur. Di beberapa rumah makan dengan mudah dijumpai
masakan dengan bahan ikan mas karena memang cukup populer. Selain itu ikan mas juga dikenal memiliki tingkat
pertumbuhan yang cepat sehingga sangat baik untuk dibudidayakan. Dalam
masa pemeliharaan 4 sampai 5 bulan ikan mas bisa mencapai bobot 500-1000
gr/ekor. Selain itu Ikan Mas sudah cukup poluler di tengah masyarakat sehingga
mudah dalam memasarkannya.
Persyaratan
Budidaya Ikan Mas
Di alam aslinya ikan mas hidup di perairan sungai, danau
maupun genangan air lainnya yang berada pada ketinggian 150-600m dpl, dengan
suhu air berkisar 20 derajat sampai 25 derajat celcius. Ikan mas termasuk hewan
Omnnivora atau pemakan segala sehingga di alam makanan Ikan mas berupa
daun-daunan, lumut, serangga, cacing dan lain sebagainya. Pada model budidaya ikan mas
lingkungan pemeliharaan dibuat menyerupai alam aslinya.
Model budi daya ikan mas bisa dipelihara dalam Kantong
Jaring Apung, Kolam air deras, kolam tanah, kolam beton dan lain-lain
tergantung ketersediaan lokasi. Makanan dalam budi daya ikan mas juga
bermacam-macam mulai dari pemberian pakan alami sampai pemberian pelet buatan
pabrik. Yang perlu diperhatikan adalah kualitas air pada media untuk budi daya
ikan mas seperti PH air yang harus berada pada kisaran 7-8, kandungan oksigen
terlarut yang cukup dan bebas dari kandungan zat kimia berbahaya.
Model
Budidaya Ikan Mas
Peluang usaha budidaya ikan mas dapat dipilih sesuai kondisi
dan keinginan. ada beberapa peluang usaha dalam budi dayaikan mas ini yaitu
pembibitan dan pembesaran ikan mas untuk keperluan konsumsi.
1.
Usaha
Pembibitan Ikan Mas
Pembibitan
ikan mas memiliki prospek yang cukup cerah,
karena perputaran modal yang cukup cepat. Penyediaan bibit ikan mas dimulai
dari burayak ikan mas baru saja menetas, burayak usia sekitar satu bulan,
burayak usia dua bulan. Pada setiap usia ikan mas memiliki potensi ekonomi.
Persiapan induk Ikan Mas
Induk ikan mas yang akan dipijahkan
dipelihara di kolam khusus secara terpisah antara jantan dan betina. Pakan yang
diberikan berupa pellet dengan kandungan protein 25%. Dosis pemberian pakan Ikan mas sebanyak 3% per bobot biomas per hari.
Pakan tersebut diberikan 3 kali/hari. Ikan Mas betina yang diseleksi sudah
dapat dipijahkan setelah berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot >2 kg. Sedangkan
induk jantan berumur 8 bulan dengan bobot > 0,5 kg. Untuk membedakan jantan
dan betina dapat dilakukan dengan jalan mengurut perut kearah ekor. Jika keluar
cairan putih dari lubang kelamin, maka ikan mas tersebut jantan.
Ciri-ciri ikan mas betina yang siap
pijah atau matang gonad adalah:
·
Pergerakan
ikan lamban
·
Pada
malam hari sering meloncat-loncat
·
Perut
membesar/buncit ke arah belakang dan jika diraba terasa lunak.
·
Lubang
anus agak membengkak/menonjol dan berwarna kemerahan
Sedangkan ciri-ciri untuk ikan
mas jantan gerakan
lincah dan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma) dari lubang kelamin bila
dipijit.
Pemijahan Ikan Mas
Dalam proses pemijahan ikan mas ,
ikan dirangsang dengan cara membuat lingkungan perairan menyerupai keadaan
lingkungan perairan umum dimana ikan ini memijah secara alami atau dengan
rangsangan hormon. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pemijahan ikan mas
adalah :
·
Mencuci
dan mengeringkan wadah pemijahan (bak/kolam)
·
Mengisi
wadah pemijahan dengan air setinggi 75-100 cm
·
Memasang hapa untuk mempermudah panen larva di
bak atau di kolam dengan ukuran 4 x 3 x 1 meter. Hapa dilengkapi dengan pemberat
agar tidak mengambang.
·
Memasang kakaban di tempat pemihajan (dalam
hapa). Kakaban dapat berupa ijuk yangdijepit bambu/papan dengan ukuran 1,5 x
0,4 m.
·
Memasukkan induk Ikan Mas jantan dan betina
siap pijah. Jumlah induk Ikan Mas betina yang dipijahkan tergantung pada
kebutuhan benih dan luas kolam yang akan digunakan dalam pendederan. Satu
Induk Ikan Mas betina dipasangkan dengan 2 atau tiga ikan mas jantan atau
bahkan lebih tergantung bobot indukan betina.
·
Mengangkat
induk yang memijah dan memindahkannnya ke kolam pemeliharaan induk .
Setelah telur berusia kurang lebih 4
hari maka telur ikan mas akan menetas menjadi larva , beberapa saat setelah
menetas larva masih mendapatkan suplai makanan cadangan dari telur, setelah itu
perlu diberi makanan tambahan berupa pelet untuk larva, kutu air atau kuning
telur rebus. Setelah kurang lebih lima hari larva ikan mas siap ditebar di
kolam pembenihan.
Pendederan Ikan Mas
Setelah larva cukup kuat saatnya
untuk melakukan pendederan ikan mas, bisasanya dilakukan pada kolam lumpur atau
sawah meski bisa juga dilakukan pada kolam semen. Persiapan kolam tanah adalah
dengan meratakan tanah dasarnya, tebarkan 10 – 15 karung kotoran ayam, isi air
setinggi kurang lebih 40 cm dan rendam selama 5 hari tanpa aliran air. Hal ini
dimaksudkan agar plankton dan sumber makanan alami ikan mas tumbuh di kolam
pendederan. Untuk ukuran kolam lumpur 100 m2 tebar 100.000 ekor larva pada pagi
hari, berikan makanan tambahan berupa tepung pelet atau pelet yang telah
direndam. Pada usia telah mencapai 3 minggu bibit ikan mas siap dipanen, untuk
dijual atau dipelihara kembali pada kolam berbeda. Hal yang sama dilakukan
untuk membesarkan benih ikan mas pada ukuran yang lebih besar, hanya saja
kepadatan ikan perlu dikurangi.
2.
Usaha
pembesaran Ikan Mas
Usaha pembesaran ikan mas merupakan
upaya memenuhi kebutuhan permintaan ikan mas konsumsi, ikan mas konsumsi bisa
bervariasi mulai ukuran 300 gram sampai 1 kg. Usaha pembesaran ini bisa
dilakukan di Kolam Lumpur, Keramba Jaring apung atau Kolam Air Deras.
Pembesaran Ikan Mas di Keramba
Jaring Apung
Pembesaran
Ikan Mas dapat dilakukan dalam keramba
Jaring Apung yang biasa dipasang di perairan umum. Pemilihan lokasi penempatan
jaring dalam suatu perairan akan sangat menunjang berhasilnya proses produksi.
Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain : Air bergerak dengan
arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, Penempatan jaring dapat dipasang sejajar
dengan arah angin, Badan air cukup besar dan luas sehingga dapat menjamin
stabilitas kualitas air, Kedalaman air minimal dapat mencapai jarak antara
dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, Kualitas air mendukung pertumbuhan
seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0
mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.
Satu unit Keramba Jaring Apung
minimal terdiri dari kantong jaring dan kerangka jaring. Dimensi unit jaring
berbentuk persegi empat dengan ukuran kantong jaring 7 x 7 x 3 M3 atau 6 x 6 x
3 M3. Satu unit Keramba Jaring Apung terdiri empat set kantong dan satu set
terdiri dari dua lapis kantong Bagian badan kantong jaring yang masuk kedalam
air 2,0 sampai 2,5 meter. Kerangka jaring terbuat dapat dibuat dari besi atau
bambu dan pelampung berupa steerofoam atau drum. Bahan kantong jaring berasal
dari benang Polietilena.
Frekuensi pemberian pakan minimal
dua kali per hari. Sedangkan cara pemberian pakan agar efektif disarankan
menggunakan Feeding Frame yang dapat dibuat dari waring dengan mesh size 2,0 mm
berbentuk persegi empat seluas 1,0 smpai 2,0 m2. Alat ini di pasang di dalam
badan air kantong jaring pada kedalaman 30 sampai 50 cm dari permukaan air.
Dengan penebaran bibit seberat 300 kg dalam waktu 3 bulan akan menghasilkan
ikan mas konsumsi 1.5 sampai 2 ton.
Usaha Pembesaran Ikan Mas Di Kolam
Air Deras
Pemeliharaan ikan mas di kolam air
deras harus mempertimbangkan beberapa hal antara lain lokasi dekat dengan
sumber air (sungai, irigasi, dan lain-lain.) dengan topografi yang memungkinkan
air kolam dapat dikeringkan dengan cara gravitasi, kualitas air yang digunakan
berkualitas baik dan tidak tercemar (kandungan oksigen terlarut 6-8 ppm) dan
dengan debit air minimal 100 liter permenit.
Bentuk kolam air deras bermacam
macam tergantung kondisi lahan, bisa segitiga, bulat maupun oval. Ukurannya
bervariasi disesuaikan dengan kondisi lahan dan kemampuan pembiayaan. Umumnya
KAD berukuran 10-100 m 2 dengan kedalaman rata-rata 1,0 – 1,5 meter. Dinding
kolam tidak terkikis oleh aliran air dan aktivitas ikan . Oleh karena itu harus
berkontruksi tembok atau lapis papan. Dasar kolam harus memungkinkan tidak
daerah mati aliran (tempat dimana kotoran mengendap). Oleh karena itu
kemiringan kolam harus sesuai (sekitar 2 – 5 %).Padat tebar ikan ukuran 75 -150
gram/ ekor sebanyak 10 – 15 kg /m3 air kolam . Dosis pakan yang diberikan
sebanyak 4% bobot biomass /hari. Frekuensi pemberiannya 3 kali/hari.
Usaha Pembesaran Ikan Mas Di Kolam
Lumpur
Jika tidak memungkinkan dibesarkan
pada Jaring apung atau air deras ikan mas bisa dibesarkan di kolam tanah. Kolam
ukuran 1.000 m2, diolah,dan ditebarkan kotoran ayam kemudian diisi air setinggi
60 cm dan rendam selama kurang lebih 5 hari. Benih ikan mas seberat 100 kg
dimasukkan ke dalam kolam, beri pakan 3 sampai persen dari berat benih ikan mas
setiap hari, Panen dapat dilakukan panen setelah 3 bulan. Dengan model
pemeliharaan seperti ini kolam dapat menghasilkan ikan konsumsi sebanyak 400 –
500 kg.
F.
Relasi dengan Manusia
Ikan mas bnayak di
budidayakan untuk di konsumsi karena banyak mengandung protein yang bermanfaat
bagi tubuh, selain protein ikan mas juga mengandung vitamin B6 yang berfungsi
untuk membentu memperlambat penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir, serta
karbohidrat, lemak, kalori, fosfor (P), kalsium (Ca), besi (Fe), vitamin B1,
dan air. Selain itu, ikan mas juga dipelihara sebagai ikan hias dan di simpan
di akuarium, jenis ikan yang di pelihara ini kebanyakan dari jenis ikan koi,
karena mempunyai warna-warna yang cantik dan beragam.
Daftar Pustaka
Bachtiar, Yusuf & Tim Lentera. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Pekarangan.
Jakarta : AgroMedia
Khairuma dan khairul amri. Buku Pintar Budi Daya 15 Ikan Konsumsi. Jakarta : AgroMedia
Siregar, Abbas Djarijah. 2011. Pembenihan Ikan Mas. Yogyakarta : Kanisius
Tim Lentera. Pembesaran
Ikan Mas di Kolam Air Deras. Jakarta : AgroMedia
Thanks for info. Jangan lupa kunjungi http://bit.ly/2OJQQpc
BalasHapusinfonya lengkap dan sangat baik untuk belajar
BalasHapusElever Media Indonesia